Simson Ade Suseno
Seorang perempuan tertatih dengan hatinya yang remuk...hancur hingga jadilah puzzle yang harus disusun kembali.
Waktu terus berlalu, pagi...siang...petang...malam...dan pagi lagi...hari demi hari, belum juga tersusun puzzle itu dengan utuh. Buntu, tak bertemu akhir, minta bantu, tak ada yang membantu bahkan lelaki yang ikut menjatuhkan hati itu menganggap tak ada lagi permainan hati. Si lelaki lelah bermain. Perempuan juga lelah bermain. Tapi masih butuh hati itu biar bertahan hidup. "Game's over" kata si lelaki. Memuncaklah kemarahan perempuan. Dan diserakkan lagi kepingan-kepingan itu... terberai lagi. Semakin hancur.

Dicoba menatanya lagi hingga membentuk hatinya yang utuh. Hati yang dulu begitu indah, tanpa retak, tanpa gompelan, tak lagi menjadi satu hati sempurna. Tak bisa seperti dulu lagi, biarpun puzzle itu disusun sampai terbentuk hati. Retak itu, gompelan itu, tak tertutupi. Permainan hati ini selesai sudah, dengan celah-celah yang perlu diisi lagi dengan perekat cinta biar tampak menyatu utuh. Perekat cinta dari dirinya sendiri. Memang tak seindah dulu. Setidaknya hati itu telah kembali, dijaga dengan baik. Biar tak jatuh lagi, maka tak lagi ada permainan hati.
Label: , |
Simson Ade Suseno
Ketika dalam pencarian yang sepertinya tak berujung, banyak sudah yang telah kutinggalkan. Aku terus memilah dan memilih karena hanya satu bagiku. Katika ada yang bertaut aku enggan tuk membuka lembaran hidupku untuknya. Karena aku masih mencari samapi nanti kutemukan yang sungguh mampu menjadi penyejuk jiwaku.

Ketika pena mulai kugoreskan dibuku kehidupanku, ketika itu tak mampu aku menghapus yang telah tergores, aku hanya berfikir bagaimana cara merubahnya untuk kedepannya. Tanpa harus menghapus sesudahnya. Ketika guratan2 guratan pena telah terukir menjadi rangkaian kata kisah. Mulai kubaca dan kukaji, tentang apa yang telah ku goreskan. Ku genggam kisahku dan kan ku bawa padamu, dan kuceritakan tentang kisahku padamu.

Aku ingin lembaran yang masih kosong tergurat pula kisahmu, karenanya aku masih menyisakan kekosongan sampai kau menjadi bagian hidupku. Ketika itu kita mulai mengisi kisah2 di setiap lembaran kisah kita.
Label: , |