Simson Ade Suseno

Ya rob......Jadikan bulan Ramadhan ini menjadi penyejuk jiwaku, dan pelebur dosaku. Aku yang berlumuran dosa masih pantaskah untuk menyambut bulan yang mulia ini. Aku ingin terlahir kembali dalam kefitrohan jiwa. Ya beberapa hari lagi, hari muliamu akan tiba sedangkan aku masih dalam ketak berdayaan. Berilah aku kekuatan Mu..agar kurengkuh bulan muliamu dengan kesehajaan jiwaku.

Ya rob.....andai aku bisa mendengar semua bisikan, mungkin aku dapat mendengarkan semua seruan seluruh isi alam yang mengagungkan, akan kemuliaan hari Ramadhan ini. Aku tampak kecil dan semakin kerdil ketika aku membayangkan betapa sedikitnya amalan yang aku bawa pada hari yang mulia ini. Tetes tetes air mata mulai kutumpahkan berharap akan dapat kemuliaan walaupun hanya sebesar butiran debu.

Ya rob......................ku!! biarlah aku sama dengan orang yang mulia dimatamu, izinkan aku menyambut bulan sucimu walau hanya dengan sedikit bekal dalam kolbo.
Label: , |
Simson Ade Suseno

Aku tak menyesal dengan tertumpahnya air mata ini, tapi yang ku sesalkan hanyalah perilakumu yang dengan mudahnya melupakan keberadaanku. Kini aku menjadi semakin tersingkir karena tak ada keperdulianmu. Jerami di sawah pun mulai mengering terkena panas mentari, begitu pula air mata ini semakin mengering karenena banyaknya luka yang kau goreskan.

Benih hatiku tak seindah benih padi dimusim tanam, hatiku sudah teramat gersang. Walaupun musim semi mulai berjalan menumbuhkan putik2 dedaunan baru dan menyempurnakah kuncup bunga menjadi buah. Tapi tak seiring dengan gersangnya sungai dalam relung hatiku yang tak mungkin terisi oleh butiran butiran kasih sayang.

Ya.........aku menyadari karena teramat seringnya ku tupahkan air mata ini sehingga mengeringkan sungai sungai dalam diriku. Darahku pun terasa membeku tak ada lagi perasaan indah dalam hidupku. Kemana nak ku tautkan hati, nak kemana pula kan ku basahkan jiwa ini.
Label: , , |
Simson Ade Suseno

Sobat jangan kau kenang aku dan jangan sekalipun namaku kau simpan dalam lembaran memori kehidupanmu. Jikapun aku pernah ada di kehidupan mu tolong buanglah aku. Aku tak pantas menjadi temanmu karena kekuranganku hanya akan menjadi beban dalam kehidupanmu. Biarlah aku melangkah sendiri seperti anai-anai yang tersapu deburan ombak pantai.

Anggaplah kehadiranku seperti sampah, yang hanya menimbulkan bau yang tak sedap. Yang sewaktu waktu dapat menyebabkan sesak dan mematikan. Aku tak layak menjadi teman dalam perjalanan, karenanya aku bisa menyesatkan. Ya aku memang tampak indah dan mempesona kiraku, Tapi sebenarnya aku ini racun yang mematikan. Yang lambat laun dapat melumpuhkan syaraf-syarafmu dan melimbungkan akalmu.

Aku layak di kucilkan karena aku memang berasal dari masyarakat yang kerdil. Pemikiranku memang kolot seprti layaknya di riku yang mulai kempot. Ya semuanya layak menggunjingkan aku, biarlah semuanya menjadi pelipur kebodohanku.

Ya karena memang ku merasa perjalanan ini sudah tak panjang, telah kuihlaskan semuanya agar berjalan seiring perubahan zaman. Aku memang hanya pantas hidup di jaman purba, karena aku tak berbudaya. Biarlah aku yang merana mengarungi sebuah bahtera.
Label: |
Simson Ade Suseno
Tangan, mata, & mulut berlumuran dosa!! ini yang selalu kurasakan. Tipisnya iman pun menjadi pelengkap kebodohan ku, dalam mengarungi kehidupan. Terkadang hati menjadi sangsi kemana langkah nak pergi, kaki ingin sekali berlari tapi hati masih tak dapat mengerti. Aku berjalan dalam malam mencoba untuk menerawang andai aku bisa kebulan dan membuat sebuah lubang mungkin akan kulakukan. Dan kubenamkan semoa kebodohan padanya dan kuharapkan pancaran bulan penuh dengan ke indahan memnyinari setiap sendi2 nadirku biarlah dingin semua relung jiwa yang penuh dosa agar semuanya membeku dalam pancarannya.

Ya aku berharap akan datang jatuhnya bintang dan mulaiku melantunkan sebuah harapan, itu lah filsafah penuh kebodohan melantunkan harapan pada bintang yang jatuh..emmm. Sa't sepi mulai terasa kembali ketika malam semakin menyeruak hanya terdengar suara jangkrik malam. Terasa mencekam kesunyian dalam kesendirian, mulai menggigil terasa diri ketika membayangkan kesendirian dalam kubur. Terhimpit raga tak ada suara hanya gelap yang terasa tak banyak pula yang kubawa amal untuk menjadi teman dalam keterangan. Oh.............mulai kurasakan bisikan2 iblis ketika dia mulai membisikan pada jiwaku, janganlah takut kau dalam kuburmu jika kau ingin terang bawalah lentera duniamu yang gemerlah saat kau dalam diskotik biarlah semuanya bergoyang, jika kau ingin teman bawalah kupu2 malammu rengkuhlah dia dalam kuburmu agar kau merasa kehangatan dalam kesendirian.Gila mulai kurasa saat kubiarkan semuanya terus berjalan, aku mulai lunglai kusandarkan diriku dalam sebuah pohon kurebahkan diri.

Dan kubenamkan jiwaku kembali dalam khayal, aku semakin takut dan menggigil ketika bisikan2 itu mulai muncul kembali. Aku semakin ngeri ku cari tempat berlindung dan bersembunyi tapi bisikan itu semakin jelas. Menggidik bulu romaku seperti saat ku tulis kalimatku, aku pun berlari menjauh untuk pergi mencari tempat yang tinggi berharap untuk tak dapat direngkuhnya kembali.

Ya semakin ku berlari suara itupun semakin jelas kudengar, aku bingung dalam ketakutan. Aku tersungkur dalam pelarian detak jantung terasa merhenti ketika langkah mulai terasa semakin mendekat. Ku tak berani memandang, kubenamkan jiwa dalam2. Kupejamkan mata dalam2 berharap tak akan melihat sebuah kenyataan. Tapi ketika jiwa mulai terasa dingin menggigil kurasakan hangat sebuah sentuhan menarik jiwaku melepas ketakutan terdengar bisikan bukalah matamu hadapi kenyataan. Perlahan mata mulai kubuka kuliat sedikit demi sedikit putih tampak cahanya mulai menyeruak dalam pelupuk mata. Semakin jelas kulihat dan semakin jelas kurasakan sebuah keindahan ketika dalam kesadaran mulai di ajarkan dan di perdengarkan padaku tentang Ayat2 suci Al-Qur'an.
Label: , , |
Simson Ade Suseno
Ku ingin selalu memejamkan mata, biar ku dapat melihat jelas dirimu dalam sepi. Aku tak mampu membeliakkan mata untuk memandang kepergianmu. Walaupun mata terpejam tapi masih terasa hangat air mata menetes membasahi pipi seiring kau lepaskan jiwa ini dengan kegalauan. Ya aku ingin bangun dari mimpi ku tapi aku tak sanggup!! aku takut dengan kenyataan harus melihat dan berjalan dalam kesendirian. Biarlah kau tetap ada dalam pejaman mataku agar menjadi teman pelepas lelah dan kesendirian dalam tafakurku.
Label: , |