Simson Ade Suseno
Upaya – upaya yang bisa dilakukan untuk merawat lapangan futsal adalah:
1. Mengecek rumput tiap minggu.
Biasanya tempat yang sering lepas adalah sisi-sisi pada garis lapangan. Itu disebabkan banyak hal, bisa saja terjadi karena kelalaian pemasang lapangan pada saat memasang, bisa juga karena gesekan dari sepatu pemain dan bisa juga dari keringat pemain yg jatuh sehingga menyebabkan lem lepas.
2. Mengecek jaring setiap minggu
Biasanya pemain suka menyandarkan tubuhnya pada jaring-jaring disisi lapangan, ada kemungkinan karena terdorong dan juga ada juga karena unsur kesengajaan karena kecapaian.

Antisipasi yang bisa dilakukan adalah :
1. Menyemprot rumput agar tahan lebih lama (bahannya dapat dicari di google)
2. Membuat himbauan kepada pemain
Contohnya :
- Dilarang meludah dilapangan (disamping merusak lapangan dapat
juga mencemari lingkungan).
- Wajib memakai sepatu karet/futsal (efek yang ditimbulkan
jika tidak memakai sepatu adalah cidera dan keringat langsung jatuh kerumput.
- Dilarang menyenderkan badan dijaring (karena dapat
menyebabkan jaring kendur bahkan bisa menyebabkan
jaring putus apabila kapasitas melebihi
ketahanan jaring tersebut).
- Dilarang tidak mengenakan pakaian(baju) pada saat sedang
bermain (sumber keringat terbanyak adalah dari badan
kita,dan apabila seseorang tidak memakai baju pada saat
bermain kemungkinan besar keringat akan jatuh dilapangan).
3. Memperbaiki sendiri rumput yang lepas dengan cara mengelem rumput yang lepas , lem alteco bisa dipakai untuk pilihan sementara, sedangkan untuk seterusnya silahkan tanya ke pemborong lapangan tersebut, lem apa yg digunakan.
Label: , , |
Simson Ade Suseno

-->
Kisah yang terpenggal oleh segelintir umat yang nista. Berselubung keindahan meretas menjadi dusta mengapit dosa dalam sekelumit kehidupan malam. Mengapa kau goreskan luka pada nadir-nadir yang tak berdosa. Sebait kata selubung malam menggiring nafas berirama nafsu para petualang. Menggilas kisah diperaduan melukis dosa setiap malam bertintakan ke gairahan. Kapan malam berubah menjadi benua zikir, ketika zat-zat dusta masih terus mengallir di setiap sendi malam.
Label: |
Simson Ade Suseno

Novita kini kutulis kembali kisahmu dalam hatiku. Ketika mendung bergelayut menyelimuti kota Jakarta. Aku teringat kembali tentang kisahmu, mengapa begitu cepat kau pergi meninggalkan kisahku terpendam dalam galau. Meski kucoba kucari bayangmu dalam pekatnya hujan ku tak dapat menemukanmu. Tak terasa butiran bening menetes di pelupuk mataku. Ketika harus mengingat masa yang lalu betapa sakit terasa perjalanan ini ketika aku harus melangkah sendiri. Hilang semua janji terkubur bersama beningnya butiran hujan di sore ini.

Aku hanya bisa terdiam ketika mendengar kisahmu yang telah menutup lembaran kisahku. Kucari lembaran-lembaran baru dalam hatimu tapi aku tak menemukannya meski telah ku telusuri dari setiap penjuru. Aku letih dengan lembaran buku yang telah kau berikan padaku. Mengapa kau tak mengerti betapa aku begitu indah menulis setiap kisahku di lembaran hatimu. Mengapa kau sobek lembaran berikutnya…mengapa kau hapus kisahku. Mungkin kau tidak akan pernah mengerti betapa aku telah berusa untuk seindah mungkin menulis semua kisahku dalam hatimu.

Novita kau tak pernah tau betapa perihnya hati ini ketika harus merelakanmu. Yarob andai waktu bisa terulang kembali mungkin aku lebih baik tidak pernah mengenal dia. Jika harus luka yang ku terima. Yarob tapi bersyukurlah aku bisa mengenal dia karenanya aku bisa mengerti betapa perihnya ketiha harus berpisah dengan orang yang kita sayangi.
Label: , |